Kamis, 22 Desember 2011

Ritual Pengobatan Tradisional Belian

Ritual Pengobatan Tradisional BELIAN
Tukang Racik Limau sedang mempersiapkan properti Belian

Ritual pengobatan tradisional Belian adalah sebuah ritual pengobatan secara tradisional dan mistis yang berasal dari desa Segati, kec. Langgam, Kab Pelalawan. Saat ini, ritual pengobatan ini tidak pernah dijumpati lagi. Karena, masyarakat sudah mulai melakukan pengobatan medis di puskesmas atau rumah sakit.
Sebelum tahun 70an, saat fasilitas kesehatan belum dikenal oleh masyarakat di pelosok kampung, maka ritual pengobatan tradisional menjadi pilihan bagi mereka. Termasuk Belian.
Namun saat ini ritual pengobatan yang menggunakan kekuatan mistis sebagai penyembuh orang yang sakit ini hanya dimunculkan sebagai sebuah pertunjukan kesenian.
Dalam ritual pengobatan Belian, dikenal istilah-istilah seperti Kemantan yang menjadi pemimpin ritual, Bujang Kemayu yang tugasnya mengiringi ritual dengan nyanyian, Bujang Ketabung sang pemain gendang, serta Tukang Racik Limau. Masing-masing mempunyai tugas yang saling berkaitan dan saling mendukung demi kelancaran ritual ini.


Properti yang digunakan dalam ritual Belian

Belian dimulai dengan mempersiapkan properti yang akan digunakan untuk ritual ini. Yang bertugas mempersiapkan segala kebutuhan ritual adalah Tukang Racik Limau. Ia menyiapkan lilin, limau, gendang, Puan (Daun Kelapa atau janur), serta Lancang Tangguk Alam ( Batang Kelubi yang dibentuk seperti perahu/lancang). Tukang Racik Limau mulai menyusun perlengkapan sedemikian rupa, mengusap gendang yang akan digunakan dengan limau.


Bujang Ketabung memainkan gendang selama berlangsungnya ritual Belian

Kemantan membaca mantra dalam ritual Belian

Setelah semua perlengkapan siap, barulah Kemantan tadi melafalkan mantra-mantra untuk berkomunikasi dengan makhluk ghaib yang akan membantu pengobatan. Bersamaan dengan ini, Bujang Kemayu dan Bujang Ketabung mulai menyanyikan lagu-lagu mantra dan diiringi gendang.
Tak berapa lama kemudian, Kemantan terlihat semakin keras membaca mantra. Sepertinya kesadarannya mulai berkurang dan mulai memasuki alam gaib. Kemudian ia mulai berdiri dan berjalan sambil menari-nari mengitari area ritual. Ia membunyikan lonceng yang ada di pergelangan tangannya dan sesekali menaburkan kembang yang diberikan oleh asistennya. Aktivitas ini menggambarkan sang Kemantan tengah menjemput roh halus atau roh para leluhur yang diharapkan bisa membantu pengobatan. Semakin lama jalan sang dukun semakin cepat dan nyaris seperti orang berlari. Ini pertanda roh halus yang dijemput tadi telah memasuki tubuh sang dukun. Menurut cerita, pada saat seperti ini, beberapa orang harus bersiaga untuk menjaga agar Kemantan tidak terjatuh, atau justru dibawa lari oleh makhluk halus yang merasukinya.


Kemantan yang dirasuki roh halus menari mengitari area ritual Belian

Cukup lama Kemantan melakukan putaran tersebut hingga kemudian Ia kembali duduk di posisinya semula sambil terus membunyikan lonceng, menabur kembang dan melafalkan mantra. Sampailah saatnya prosesi pengobatan dimulai. Pasien duduk dekat Kemantan. Sambil terus melafalkan mantra, sang dukun kemudian berdiri dan mengusap-usap kepala pasien. Pada saat ini lilin digunakan. Meletakkan lilin yang ditaruh di atas tempurung kelapa ke ubun-ubun sang pasien. Ia juga meniup ubun-ubun sambil melafalkan mantra.

Kemantan menghembus kepala pasien sambil mengucap mantra untuk pengobatan

Tabuhan gendang dan nyanyian dari Bujang Kemayu dan Bujang Ketabung masih terus terdengar. Setelah selesai mengobati pasien, Kemantan kembali mengitari tempat ritual sambil membaca mantra dan membunyikan lonceng. Persis sama seperti yang dilakukannya sebelum pengobatan. Pada saat ini sang dukun bermaksud mengantar kembali roh halus yang memasukinya tadi. Tak lupa iya menaburkan kembang sebagai bentuk terima kasih telah membantu ritual pengobatan tersebut.
Menurut cerita, durasi ritual pengobatan tradisional Belian yang sebenarnya bisa berjam-jam atau bahkan dari malam hingga pagi hari. Namun sebagai bahan pertunjukan seni, ritual ini dilaksanakan hanya sekitar setengah jam.
Saat ini di desa Segati, yang masih bisa melakukan ritual pengobatan ini tidak banyak. Bahkan mungkin bisa dihitung dengan jari. Salah satunya adalah Kemantan yang tampil dalam pertunjukan kali ini. Kemampuan ritual Belian ini sendiri sebenarnya terus diturunkan dari generasi ke generasi. Namun karena ritualnya sendiri tidak pernah digunakan lagi, maka satu persatu para dukun di desa ini meninggalkan profesinya.
Pertunjukan ritual pengobatan tradisional Belian yang kami saksikan dalam pentas seni Tirta Bono di desa teluk meranti beberapa waktu lalu ini merupakan pertama kalinya ritual ini dipertunjukkan ke publik sebagai sebuah pertunjukan seni. Menurut pimpinan tim kesenian, tujuannya adalah agar tradisi ini tidak punah dimakan zaman.

Sumber : Riau Magazine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SYAIR RINTIHAN RAJA MELAYU

Syair Rintihan Raja Melayu Assalamualaikum pemula bicara, Kepada semua isi negara, Hamba rakyat raja di pura, Moga selamat aman sejahtera...