“Pantai Desa Insit ini tidak luas, kalau air surut memang kering, tetapi cuma sebentar setelah itu tenggelam lagi, jadi kalau kita tanam bibit mangrove atau api-api tentu sia-sia saja sulit mau hidup, sebaiknya bibit tersebut ditanmam di lokasi yang tinggi atau disepanjang bibir pantai tidak dipantainya, yang paling tepat untuk mengantisipasi abrasi di daerah ini adalah dengan membangun pemecah ombak,”ujar Samad, salah seorang nelayan Desa Insit, saat ditemui Dumai Pos, di tempat pengeringan ikan.
Menurut Samad, di sepanjang bibir pantai Desa Insit merupakan tanah redang atau tanah merah yang mudah runtuh dihantam gelombang pasang, kalaupun ditanam mangrove atau api-api tanpa ada turap, maka akan sia-sia saja, apalagi setelah ditanam tidak dilakukan perawatan dan dijaga dengan baik.
“Kita berharap kepada pihak Intansi terkait, agar program penghijauan ini tidak mubazir, sebaiknya ditinjau kembali bagaimana pola penanaman yang tepat sasaran, artinya, bibit yang ditanam hidup dan dapat menjaga tanah pantai agar tidak terkena abrasi lagi, jangan asal tanam saja, hasilnya akan sia-sia,”ujar Samad.
Menurut Samad, di sepanjang bibir pantai Desa Insit merupakan tanah redang atau tanah merah yang mudah runtuh dihantam gelombang pasang, kalaupun ditanam mangrove atau api-api tanpa ada turap, maka akan sia-sia saja, apalagi setelah ditanam tidak dilakukan perawatan dan dijaga dengan baik.
“Kita berharap kepada pihak Intansi terkait, agar program penghijauan ini tidak mubazir, sebaiknya ditinjau kembali bagaimana pola penanaman yang tepat sasaran, artinya, bibit yang ditanam hidup dan dapat menjaga tanah pantai agar tidak terkena abrasi lagi, jangan asal tanam saja, hasilnya akan sia-sia,”ujar Samad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar