Kamis, 22 Desember 2011

Profil Provinsi Riau

 


provinsi riauProvinsi Riau terletak di Jantung pulau Sumatera. Luas wilayah provinsi ini adalah 111.228,65 Km persegi, terdiri atas daratan, pulau dan laut. Daerah ini memiliki iklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan antara 2000-3000 milimeter per tahun dan dipengaruhi musim kemarau dan musim hujan.
Provinsi Riau kaya akan sumber daya alam, mulai dari minyak dan gas bumi, batu bara, emas, dan lain-lain. Selain itu Riau juga kaya akan potensi perkebunan, seperti karet dan sawit.
Provinsi Riau yang juga terkenal dengan istilah Bumi Melayu Lancang Kuning ini memiliki beragam suku bangsa dan bahasa. Suku Melayu, Bugis, Minang Kabau, Jawa, Batak, Sunda, Makassar hingga Tionghoa. Dari segi bahasa, Riau kaya akan bahasa. Bahasa Melayu mendominasi bahasa yang ada di daerah ini. Bahasa Melayu di Riau sendiri juga terdiri dari berbagai macam dialek Melayu lokal. Selain bahasa Melayu, Bahasa Indonesia dan Hokian juga banyak digunakan di Riau, di luar bahasa yang digunakan oleh masing-masing suku bangsa.
Secara administrasi, Provinsi Riau memiliki 12 Kabupaten/kota.
  1. Kota Pekanbaru dengan ibukota Pekanbaru. Kota Pekanbaru juga merupakan ibukota Provinsi Riau.
  2. Kota Dumai dengan ibukota Dumai.
  3. Kabupaten Bengkalis dengan ibukota Bengkalis.
  4. Kabupaten Indragiri Hilir dengan ibukota Tembilahan.
  5. Kabupaten Indragiri Hulu dengan ibukota Rengat.
  6. Kabupaten Kampar dengan ibukota Bangkinang.
  7. Kabupaten Siak dengan ibukota Siak Sri Indrapura.
  8. Kabupaten Pelelawan dengan ibukota Pangkalan Kerinci.
  9. Kabupaten Rokan Hilir dengan ibukota Bagan Siapiapi.
  10. Kabupaten Rokan Hulu dengan ibukota Pasir Pengarayan.
  11. Kabupaten Kuantan Singingi dengan ibukota Teluk Kuantan.
  12. Kabupaten Kepulauan Meranti dengan ibukota Selat Panjang.
Provinsi Riau juga merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang langsung berbatasan dengan negara tetangga Malaysia. Karena itu, di Riau, beberapa jalur transportasi udara dan laut melayani rute langsung ke negara tersebut.

Sumber  : Riau Magazine

Ritual Pengobatan Tradisional Belian

Ritual Pengobatan Tradisional BELIAN
Tukang Racik Limau sedang mempersiapkan properti Belian

Ritual pengobatan tradisional Belian adalah sebuah ritual pengobatan secara tradisional dan mistis yang berasal dari desa Segati, kec. Langgam, Kab Pelalawan. Saat ini, ritual pengobatan ini tidak pernah dijumpati lagi. Karena, masyarakat sudah mulai melakukan pengobatan medis di puskesmas atau rumah sakit.
Sebelum tahun 70an, saat fasilitas kesehatan belum dikenal oleh masyarakat di pelosok kampung, maka ritual pengobatan tradisional menjadi pilihan bagi mereka. Termasuk Belian.
Namun saat ini ritual pengobatan yang menggunakan kekuatan mistis sebagai penyembuh orang yang sakit ini hanya dimunculkan sebagai sebuah pertunjukan kesenian.
Dalam ritual pengobatan Belian, dikenal istilah-istilah seperti Kemantan yang menjadi pemimpin ritual, Bujang Kemayu yang tugasnya mengiringi ritual dengan nyanyian, Bujang Ketabung sang pemain gendang, serta Tukang Racik Limau. Masing-masing mempunyai tugas yang saling berkaitan dan saling mendukung demi kelancaran ritual ini.


Properti yang digunakan dalam ritual Belian

Belian dimulai dengan mempersiapkan properti yang akan digunakan untuk ritual ini. Yang bertugas mempersiapkan segala kebutuhan ritual adalah Tukang Racik Limau. Ia menyiapkan lilin, limau, gendang, Puan (Daun Kelapa atau janur), serta Lancang Tangguk Alam ( Batang Kelubi yang dibentuk seperti perahu/lancang). Tukang Racik Limau mulai menyusun perlengkapan sedemikian rupa, mengusap gendang yang akan digunakan dengan limau.


Bujang Ketabung memainkan gendang selama berlangsungnya ritual Belian

Kemantan membaca mantra dalam ritual Belian

Setelah semua perlengkapan siap, barulah Kemantan tadi melafalkan mantra-mantra untuk berkomunikasi dengan makhluk ghaib yang akan membantu pengobatan. Bersamaan dengan ini, Bujang Kemayu dan Bujang Ketabung mulai menyanyikan lagu-lagu mantra dan diiringi gendang.
Tak berapa lama kemudian, Kemantan terlihat semakin keras membaca mantra. Sepertinya kesadarannya mulai berkurang dan mulai memasuki alam gaib. Kemudian ia mulai berdiri dan berjalan sambil menari-nari mengitari area ritual. Ia membunyikan lonceng yang ada di pergelangan tangannya dan sesekali menaburkan kembang yang diberikan oleh asistennya. Aktivitas ini menggambarkan sang Kemantan tengah menjemput roh halus atau roh para leluhur yang diharapkan bisa membantu pengobatan. Semakin lama jalan sang dukun semakin cepat dan nyaris seperti orang berlari. Ini pertanda roh halus yang dijemput tadi telah memasuki tubuh sang dukun. Menurut cerita, pada saat seperti ini, beberapa orang harus bersiaga untuk menjaga agar Kemantan tidak terjatuh, atau justru dibawa lari oleh makhluk halus yang merasukinya.


Kemantan yang dirasuki roh halus menari mengitari area ritual Belian

Cukup lama Kemantan melakukan putaran tersebut hingga kemudian Ia kembali duduk di posisinya semula sambil terus membunyikan lonceng, menabur kembang dan melafalkan mantra. Sampailah saatnya prosesi pengobatan dimulai. Pasien duduk dekat Kemantan. Sambil terus melafalkan mantra, sang dukun kemudian berdiri dan mengusap-usap kepala pasien. Pada saat ini lilin digunakan. Meletakkan lilin yang ditaruh di atas tempurung kelapa ke ubun-ubun sang pasien. Ia juga meniup ubun-ubun sambil melafalkan mantra.

Kemantan menghembus kepala pasien sambil mengucap mantra untuk pengobatan

Tabuhan gendang dan nyanyian dari Bujang Kemayu dan Bujang Ketabung masih terus terdengar. Setelah selesai mengobati pasien, Kemantan kembali mengitari tempat ritual sambil membaca mantra dan membunyikan lonceng. Persis sama seperti yang dilakukannya sebelum pengobatan. Pada saat ini sang dukun bermaksud mengantar kembali roh halus yang memasukinya tadi. Tak lupa iya menaburkan kembang sebagai bentuk terima kasih telah membantu ritual pengobatan tersebut.
Menurut cerita, durasi ritual pengobatan tradisional Belian yang sebenarnya bisa berjam-jam atau bahkan dari malam hingga pagi hari. Namun sebagai bahan pertunjukan seni, ritual ini dilaksanakan hanya sekitar setengah jam.
Saat ini di desa Segati, yang masih bisa melakukan ritual pengobatan ini tidak banyak. Bahkan mungkin bisa dihitung dengan jari. Salah satunya adalah Kemantan yang tampil dalam pertunjukan kali ini. Kemampuan ritual Belian ini sendiri sebenarnya terus diturunkan dari generasi ke generasi. Namun karena ritualnya sendiri tidak pernah digunakan lagi, maka satu persatu para dukun di desa ini meninggalkan profesinya.
Pertunjukan ritual pengobatan tradisional Belian yang kami saksikan dalam pentas seni Tirta Bono di desa teluk meranti beberapa waktu lalu ini merupakan pertama kalinya ritual ini dipertunjukkan ke publik sebagai sebuah pertunjukan seni. Menurut pimpinan tim kesenian, tujuannya adalah agar tradisi ini tidak punah dimakan zaman.

Sumber : Riau Magazine

Jalur Transportasi ke Riau


Sebagai ibukota provinsi, Pekanbaru menjadi salah satu pintu gerbang masuknya para pendatang ke Riau. Di Pekanbaru terdapat tiga fasilitas transportasi yang bisa digunakan. Yaitu melalui transportasi darat, air (Laut), dan udara.

Jalur Transportasi Darat ke Riau

Terminal Bandar Raya Payung Sekaki adalah terminal yang terdapat di kota Pekanbaru. Setiap harinya terminal ini melayani bus-bus besar dan kecil yang melayani rute dari dan ke Pekanbaru. Berbagai tujuan mulai dalam provinsi sampai ke luar provinsi dan pulau Jawa dapat dilayani di sini. Terminal Bandar Raya Payung Sekaki terdapat di Jl Tuanku Tambusai Pekanbaru. Untuk mendapatkan informasi tentang terminal ini, anda bisa menghubungi +62761 7047979.

Jalur Transportasi Air (Laut) ke Riau

Di Pekanbaru terdapat pelabuhan dengan nama Pelabuhan Sungai Duku. Setiap harinya pelabuhan ini melayani kapal-kapal yang berangkat dan berlabuh di Pekanbaru. Kapal-kapal yang datang ke pelabuhan ini berasal dari dalam dan luar negeri. Untuk dalam negeri, kapal-kapal tersebut datang dari Batam, Selat Panjang, Tanjung Balai Karimun, dan lain-lain. Sementara untuk rute internasional, di pelabuhan Sungai Duku juga terdapat kapal yang menuju ke Melaka, Malaysia. Untuk mendapatkan informasi tentang pelabuhan Sungai Duku.

Jalur Transportasi Udara ke Riau

Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II terdapat di Pekanbaru. Bandar udara ini termasuk bandar udara yang tersibuk di Indonesia. Setiap harinya bandar udara ini melayani penerbangan domestik dan internasional. Rute-rute domestik yang dilayani di bandara ini seperti ke Batam, Tanjung Pinang, Medan, dan Jakarta. Sementara untuk rute internasionalnya, Bandara ini melayani penerbangan ke Kuala Lumpur, Subang dan Melaka di malaysia. Untuk mendapatkan informasi tentang Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II ini, anda bisa menghubungi nomor +62761 674694
Selain melalui kota Pekanbaru, untuk mencapai provinsi Riau, juga bisa melalui beberapa alternatif daerah tujuan seperti Dumai dan Bengkalis yang juga memiliki pelabuhan laut, atau daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan provinsi tetangga seperti Kabupaten Kampar yang berbatasan dengan Sumatera barat.
image source: RiauDailyPhoto.com

Sumber : Riau Magazine

Kesenian Riau sebagai Titik Memulai

Riau menjadikan kesenian sebagai titik memulai (starting point) dengan memposisikan unsur kesenian sebagai inti lingkaran unsur-unsur kebudayaan, dan memposisikan unsur kebudayaan lainnya di lingkar luar yang saling mengait dengan lingkar inti. Sebagai inti, kesenian Riau dapat dipandang sebagai spirit terhadap siklus kehidupan orang-orang Melayu, karena unsur-unsur seni menyusup dan menghiasi hampir semua tatanan kehidupan orang-orang Melayu. Unsur seni dapat ditemukan berhubung-kait dengan sistem religius (kepercayaan). Setiap seni bagi orang Riau adalah produk gagasan, dan gagasan selalu bersumbu pada keyakinan akan sesuatu yang mutlak. Seni-seni Melayu adalah seni-seni yang terikat kepada kepercayaan ketuhanan, dan untuk sebagian besar kewujudannya bahkan mengekspresikan sekaligus memperteguh kepercayaan itu, seperti tergambar dalam sejumlah syair dan hikayat didaktik-religius Islam yang populer di tengah-tengah masyarakat Melayu.
kesenian melayu riau
kesenian melayu riau
Syair, hikayat, kayat, legenda-legenda, berbagai nyanyian rakyat, dan seluruh kekayaan tradisi lisan dan tertulis Melayu menampilkan unsur seni yang berada dalam siklus (pusaran) bahasa. Sedangkan kaitannya dengan sistem teknologi, terdapat dalam berbagai corak seni-bina (arsitektur), tenunan, dan kerajinan, yang menampilkan ornamen-ornamen serta corak-ragi yang khas. Unsur kesenian yang mengait dengan sistem pengetahuan sebagian besar terbangun dari hubungan dialogis manusia dengan alam (tumbuhan dan hewan), yang telah mengilhami lahirnya pengetahuan orang-orang Melayu Riau tentang ramuan dan obat-obatan, ilmu lebah, ilmu padi, dan sebagainya, yang tampil dalam berbagai bentuk ekspresi seni. Dalam kaitannya dengan sistem organisasi kemasyarakatan, kesenian tampil mengusung tataran nilai-nilai, norma-norma, dan pantang-larang sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Upacara-upacara adat yang menjadi ekspresi ikatan sosial dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial tersebut juga hadir dalam wujud yang estetis dan sukar dipisahkan dengan ekspresi-ekspresi seni. Sedangkan dengan sistem mata pencaharian, kesenian terhubung secara erat dengan siklus perekonomian yang digeluti orang Melayu. Melalui berbagai genre seni pertunjukan dan sastra, misalnya, batobo yang hadir sebagai seni fungsional dalam peristiwa ekonomis gotong royong, dan sangat nyata dalam peristiwa ekonomi “Tapan Lapan”. Istilah ini merupakan sebutan khusus untuk menjelaskan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh orang Melayu yang menunjukkan jenis pekerjaan sebagai sumber pendapatan keluarga Melayu.
Sumber :
Riau Tanah Air Kebudayaan Melayu
Elmustian Rahman dkk
Departemen Pendidikan Nasional
Nov 2009

Daik, Wisata Air yang Sangat Menakjubkan


Daik, merupakan ibukota Kabupaten Lingga yang baru terbentuk tahun 2003. Tak banyak orang yang tahu tentang keberadaan Daik. Mungkin juga tak banyak orang yang tahu tentang keberadaan Kabupaten Lingga. Begitu kabupaten ini mulai dijalankan berdasarkan undang-undang pembentukan kabupaten tersebut, Kota Daik dan daerah-daerah lainnya di Kabupaten Lingga mulai menggeliat menunjukkan keberadaan mereka di tengah kancah wilayah pemerintahan Republik Indonesia. Geliat pembangunan terasa di sana-sini.
Satu hal yang sangat menarik perhatian adalah keindahan alam yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta kepada negeri “Bunda Tanah Melayu” ini. Sungguh tepat julukan Bunda Tanah Melayu melekat erat untuk menyebut seluruh wilayah Kabupaten Lingga. Bukan saja karena kondisi alam yang sangat indah dengan ratusan pulau-pulau yang terhampar, tetapi juga karena di Lingga-lah peradaban Melayu makin berkembang walau kemudian meredup karena kejayaan Pulau Penyengat.
Salah satu sudut Dermaga Pelabuhan Tanjung Buton
Daik Lingga
Ketika memandang dari sisi kiri dermaga Pelabuhan Tanjung Buton
berlatar belakang Gunung Daik
Daik Lingga
Pantai Pasir Panjang dilihat dari arah bukit yang terdapat
Benteng Bukit Pasir Panjang
Pantai Pasir Panjang
30 menit perjalanan dari kota Daik
Salah satu pulau yang dapat dilihat ketika perjalanan dari
Tanjung Pinang menuju Daik
Air Terjun Resun
Desa Pancur yang sangat eksotis
rencananya akan diadakan kegiatan oleh pekerja dan penggiat seni
Pancur Lagoon Poetry Reading

Pariwisata Lingga, Wisata Air yang Menentramkan

Pariwisata Lingga, Wisata Air yang Menentramkan

Wisata Alam Lingga sungguh menakjubkan. Semua dimensi alam tercakup di daerah ini. Sungai, laut, gunung, semua dimiliki oleh Daik Lingga, sebuah kabupaten baru yang terbentuk di tahun 2003. Pariwisata Lingga ini mulai dikembangkan dan dipromosikan ke luar daerah untuk menarik pengunjung berwisata di negeri Lingga Bunda Tanah Melayu ini. Berbagai upaya dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan tujuan wisatanya. Bukan hanya wisata alam, tetapi juga wisata sejarah, wisata religius maupun wisata seni dan budaya terus dikembangkan. Negeri yang menjadi pusat Kerajaan Riau Lingga ini semakin berbenah, semakin sumringah.
Banyak yang tidak tahu bahwa alam negeri Lingga sangatlah menakjubkan. Ketidaktahuan ini biarlah menjadi kisah masa lalu, dan sekarang pariwisata Lingga patutlah dan harus menjadi buah bibir bagi masyarakat Riau, masyarakat Indonesia sekaligus pembicaran dan lokasi yang wajib didatangi oleh wisatawan mancanegara. Untuk mencapai Daik, Dapat dicapai melalui Tanjung Pinang maupun Batam yang dilanjutkan dengan menggunakan speedboat selama 3-4 jam menuju Daik. Akomodasi penginapan umumnya dari hotel kelas Melati dengan biaya yang cukup murah.
Beberapa wisata alam di negeri Lingga sangat berhubungan dengan air, walau tak terlepas dengan wisata alam jenis lainnya. Laut, pantai, sungai, air terjun yang dimiliki negeri Lingga menjadi suatu hadiah yang terbesar dari Tuhan kepada daerah ini.
Jika angin berhembus perlahan, akan sangat mengasyikan untuk berwisata mancing di sekitar 531 pulau-pulau yang dimiliki Kabupaten Lingga. Laut yang jernih dengan jenis ikan yang masih banyak membuat tangan pemancing tak bisa diam untuk terus melempar joran ke tengah laut.

Pariwisata Lingga : Pantai Pasir Panjang

Pantai Pasir Panjang tak akan kalah dibanding Kuta Bali. Pasir putih di teluk Pasir Panjang ini membentang sepanjang pantai dengan airnya yang sangat jernih. Di sebelah kanannya akan terdapat bukit Pasir Panjang yang memiliki sebuah benteng batu pertahanan Kerajaan Lingga dari serangan laut. Dari atas bukit ini, sangat menentramkan hati memandang pantai dan laut. Sebuah pondok nelayan kecil di tengah laut memberikan nuansa tenang. Tidaklah salah untuk memancing di Pantai Pasir Panjang sekedar untuk bersenang-senang.
Dari tempat penginapan di Kota Daik, Pantai Pasir Panjang dapat dicapai sekitar 20-30 menit dengan menggunakan kendaraan roda 4 maupun roda 2 ke arah barat. Lokasi pantai akan langsung terlihat dari jalan raya karena berada tepat di tepi jalan raya. Pondok-pondok kecil untuk sekedar istirahat selepas berjalan maupun berenang tersedia di beberapa tempat.
pariwisata lingga daik pantai pasir panjang lingga
Pantai Pasir Panjang
pariwisata lingga daik pantai pasir panjang lingga
Air Laut yang Jernih di Pantai Pasir Panjang

Pariwisata Lingga : Air Terjun Resun

Air Terjun Resun dapat dicapai 20-30 menit dari Kota Daik menuju ke arah timur laut. Air terjun yang memiliki kemiringan landasan sekitar 45 derajat ini membuat air meluncur tenang dengan bunyi gemericik air yang menentramkan. Kolam yang terbentuk di air terjun itu sangat cocok untuk mandi-mandi sambil meletakkan badan di jatuhnya air, sehingga membuat badan bagai dipijit-pijit oleh air terjun tersebut.
Pariwisata Lingga daik air terjun resun
Air Terjun Resun

Pariwisata Lingga : Desa Pancur

Lebih jauh ke timur akan terdapat sebuah pelabuhan di Desa Resun tersebut yang berada di tepi Sungai Resun yang menyediakan transportasi ke Desa Pancur. Wilayah Pancur adalah daerah teluk yang menjadi muara dari 7 sungai. Posisi Desa Pancur berhadapan langsung dengan Gunung Daik. Pemandangan sungai, laut, gunung dimiliki semua oleh desa ini. Desa ini juga memiliki rumah-rumah yang dibangun menghadap ke air, hal yang berbeda umumnya dengan rumah-rumah di daerah lain yang membelakangi air.
pariwisata lingga daik desa pancur
Memandang Gunung Daik dari dermaga Desa Pancur sambil menikmati sunset yang indah
daik desa pancur rumah
Rumah-rumah Desa Pancur yang menghadap ke air

Senin, 19 Desember 2011

Juara MTQ Meranti Jahit Mulut di DPR RI

Juara MTQ Meranti Jahit Mulut di DPR RI

JAKARTA (riaupeople) – Upaya masyarakat Pulau Padang Kabupaten Kepulauan Meranti untuk menghentikan operasional PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) tidak kunjung berhenti. Setelah menggelar sejumlah aksi, kali ini mereka untuk kesekian kalinya mendatangi DPR RI. Sebanyak 8 orang peserta aksi menjahit mulutnya sendiri.
Salah satunya adalah ustadz Busro yang pernah beberapa kali menjuarai MTQ tingkat Kabupaten Bengkalis maupun Kabupaten Kepulauan Meranti. Aksi ekstrim itu dilakukan di sekitaran pintu utama gedung wakil rakyat atau tepatnya di depan kantor DPR RI, Senin (19/12/11).
Ketua Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD) se-Kecamatan Merbau, Sutarno mengungkapkan setelah melakukan aksi tutup mulut sejak tiga hari terakhir dan sebelumnya sempat melakukan pertemuan dengan Dirjen Kehutanan RI, warga yang kecewa akhirnya memilih melakukan aksi jahit mulut. “ Jahit mulut yang untuk kesekian kalinya ini guna mendesak pemerintah pusat melalui Dirjen Kehutanan RI agar segera mencabut SK Menteri Kehutanan No.327 sebagai dasar PT RAPP dalam menjalankan operasionalnya. Upaya ini sudah kita lakukan mulai tingkat kabupaten, propinsi dan sekarang kembali di tingkat pusat,” tegas Sutarno melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin (19/12/11).
Pada kesempatan itu, Sutarno juga menyebutkan aksi yang digelar sekaligus sempena memperingati HUT Kabupaten Kepulauan Meranti ke 3 yang jatuh pada tanggal 18 Desember 2011 kemarin. “ Kendati cara peringatan yang dilakukan sedikit berbeda, namun tujuannya tetap sama. Yakni bagaimana mengembalikan kedaulatan masyarakat. Mudah-mudahan pemimpin yang ada di Meranti bisa lebih peduli,” harap Sutarno.
Disampaikan Sutarno, perwakilan masyarakat pada tanggal 16 Desember 2011 lalu menggelar pertemuan bersama Dirjen Kehutanan Republik Indonesia di Gedung Manggala Wanabakti Blok I yang juga dihadiri Sekjen Dirjen Kehutanan RI, H Daryanto. Pertemuan itu menghasilkan beberapa keputusan terkait desakan masyarakat pulau padang agar segera mencabut SK Menhut no 327. “ Saat pertemuan itu, Kepala Humas Kementerian Kehutanan RI, pak Mashud mengatakan akan membuat surat kepada Bupati Kepulauan Meranti agar segera menertibkan surat rekomondasi penerbitan izin HTI atas nama PT RAPP. Selain itu juga akan mengirimkan surat kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau agar tidak menerbitkan Rancangan Kerja Tahunan(RKT) atas nama PT RAPP,” papar Sutarno.
Ditegaskan Sutarno, perjuangan yang dilakukan masyarakat tidak akan pernah berhenti sebelum tuntutan mereka dipenuhi. Selama berjuang tidak sedikit halangan maupun rintangan yang dihadapi. Namun masyarakat tidak menyerah, kendati harus berkorban moril maupun materil. “ Saya tegaskan, tidak ada yang menunggangi aksi maupun tuntutan kami. Perjuangan yang dilakukan murni untuk kepentingan masyarakat. Seluruhnya kami tanggulangi secara bersama, baik biaya maupun lainnya,” jelas Sutarno yang mengaku kecewa dengan kurangnya keberpihakan pemerintah terhadap nasib masyarakat. (*)

70 warga pulau padang Riau jahit mulut di Gerbang DPR

70 Warga Pulau Padang Riau Jahit Mulut di Gerbang DPR

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 70 orang dari 82 warga Pulau Padang Riau akan melakukan aksi jahit mulut hari ini, Senin (19/12/2011) di depan gerbang DPR RI.
Hal ini diutarakan oleh Isnadi, korlap dari Forum Komunikasi Masyarakat Penyelamat Pulau Padang saat ditemui Tribunnews.com Minggu (18/12/2011).
70 Warga Pulau Padang Riau Jahit Mulut di Gerbang DPR"Awalnya akan ada 100 relawan jahit mulut, tapi karena ada beberapa yang kondisi kesehatannya tidak memungkinkan jadi  hanya 70 orang," terang Isnadi.
Isnadi menjelaskan ke 70 orang ini telah siap melakukan aksi jahit mulut dan mereka  dinyatakan sehat untuk aksi hari ini. "Kemarin 70 orang ini sudah melalui pemeriksaan kesehatan. Dan nanti mereka siap menjahit mulut," ucap Isnadi.
Seperti telah diketahui, sebanyak 82 warga Pulau Padang, Riau bertahan di DPR, mereka menginap di tenda yang terbuat dari terpal seadanya guna menuntut pemerintah segera mengambil tindakan menyelamatkan Pulau Padang sebelum terkikis abrasi dan akhirnya tenggelam.

Cara Mendaftarkan Blog ke Google

Cara Mendaftarkan Blog ke Google

Minggu, 18 Desember 2011

Asal Nama Cik Puan

Selatpanjang pertama kali ditemukan oleh seorang pengembara perempuan yang bernama Cik Saedah.  Sebelum menjadi selatpanjang, pertama kali hanyalah sebuah perkampungan yang kecil yang penduduknya bisa dihitung jumlahnya.

Awalnya cik saedah dan pasukannya pergi ke selatpanjang hanya dalam rangka misi penyelamatan diri atau mencari tempat persembunyian yang aman bagi para pasukan. Nah, sebelum mereka menemukan di mana kira-kira tempat yang pas untuk bersembunyi dan menyusun strategi perang untuk memusnahkan belanda, mereka terlebih dahulu menanyakan kepada orang yang mereka anggap tau. ( kalau sekarang sering di panggil orang pintar atau dukun).

Lalu orang pintar tersebut mengatakan “daerah yang aman sebagai tempat bersembunyi adalah daerah yang diapit oleh dua buah sungai besar. Nah, akhirnya diselatpanjang inilah tempatnya. Yakni diapit oleh sungai perumbi pada bagian baratnya dan sungai suir pada bagian timurnya.

Dan akhirnya cik saedah dan pengikutnya sepakat menjadikan selat panjang sebagai tempat persembunyian dan penyelamatan diri guna menyusun strategi perang atas belanda. Dan hingga kini nama selatpanjang dikenal luas. Dan nama cik saedah berganti dengan cik puan. Nama ini terjadi sewaktu cik saedah mengunjungi perkampungan suku pedalaman selatpanjang (orang asli). Karena orang asli tersebut tidak tau mana cik saedah, mereka memanggilnya dengan panggilan cik puan. Dan akhirnya melekatlah nama ini yang kita kenal sekarang sebagai cik puan dan tempat nya pun di sebut sebagai taman cik puan. Yang memiliki tugu sebagai ikonnya. Serta selalu dijadikan sebagai tempat perayaan kegiatan-kegiatan besar untuk kota selatpanjang. Cik puan akhirnya meninggal dan dimakamkan di makam kolam camat selatpanjang.

Senin, 12 Desember 2011

Karena Selalu Tergenang Air Laut Tanaman Bibit Mangrove Banyak Yang Mati

SELAT PANJANG-BIBIT tanaman mangrove yang ditanam di sepanjang pantai Desa Insit, Kecamatan Tebing Tinggi Barat beberapa waktu lalu, kini kondisinya telah memperihatinkan. Hampir semua bibit mangrove yang ditanam telah mati, bahkan yang tinggal hanya pancang sebagai tanda bibit ditanam, kecuali bibit yang ditanam di bibir pantai yang tidak digenangi air kelihatan masih hidup. Pantauan Dumai Pos dilapangan, ribuan bibit mangrove bantuan dari pemerintah pusat melalui dana reboisasi Kementerian Kehutanan dan Perkebunan tahun 2011 yang sudah ditanam warga di sepanjang pantai Desa Insit tersebut, dinilai gagal karena banyak bibit yang mati disebabkan setiap saat digenangi air laut. Menurut penuturan para nelayan tradisonal Desa Insit, penanaman bibit mangrove di sepanjang pantai tidak tepat sasaran, karena kondisi pantainya setiap saat digenangi air laut, untuk mengatasi abrasi di daerah ini yang paling tepat dengan menggunakan batu pemecah ombak, kalaupun mau ditanam mangrove harus dibibir pantai yang berada ketiunggian dari air laut.

“Pantai Desa Insit ini tidak luas, kalau air surut memang kering, tetapi cuma sebentar setelah itu tenggelam lagi, jadi kalau kita tanam bibit mangrove atau api-api tentu sia-sia saja sulit mau hidup, sebaiknya bibit tersebut ditanmam di lokasi yang tinggi atau disepanjang bibir pantai tidak dipantainya, yang paling tepat untuk mengantisipasi abrasi di daerah ini adalah dengan membangun pemecah ombak,”ujar Samad, salah seorang nelayan Desa Insit, saat ditemui Dumai Pos, di tempat pengeringan ikan.
Menurut Samad, di sepanjang bibir pantai Desa Insit merupakan tanah redang atau tanah merah yang mudah runtuh dihantam gelombang pasang, kalaupun ditanam mangrove atau api-api tanpa ada turap, maka akan sia-sia saja, apalagi setelah ditanam tidak dilakukan perawatan dan dijaga dengan baik.
“Kita berharap kepada pihak Intansi terkait, agar program penghijauan ini tidak mubazir, sebaiknya ditinjau kembali bagaimana pola penanaman yang tepat sasaran, artinya, bibit yang ditanam hidup dan dapat menjaga tanah pantai agar tidak terkena abrasi lagi, jangan asal tanam saja, hasilnya akan sia-sia,”ujar Samad.

SYAIR RINTIHAN RAJA MELAYU

Syair Rintihan Raja Melayu Assalamualaikum pemula bicara, Kepada semua isi negara, Hamba rakyat raja di pura, Moga selamat aman sejahtera...