Jumat, 23 November 2012
ALAM BUMI MERANTI
Objek Tempat Wisata
- Perayaan Imlek/Chinese New Year di Selatpanjang
Imlek tak ubahnya seperti tahun baru masehi atau tahun baru Hijriah bagi umat islam. Imlek adalah Tahun Baru Cina. Pada umumnya, yang banyak merayakan Imlek adalah warga Tionghoa. Namun bagi umat lain yang beraliran sama juga bisa merayakan Hari Raya Imlek.
Acara Perayaan Imlek memang sudah menjadi bagian dari tradisi di Kota Selatpanjang. Hampir setiap tahun perayaan Imlek di kota ini dirayakan sangat meriah bahkan juga termasuk Perayaan Imlek yang paling meriah di kawasan Provinsi Riau. Apalagi pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Meranti juga sudah menjadikan ivent perayaan Imlek sebagai salah satu asset wisata tahunan yang masuk kedalam Kalender Wisata Riau.Puluhan ribu orang baik dari dalam maupun luar Selatpanjang bahkan wisatawan dari luar negeri seperti Singapore,Malaysia,Hongkong,China,Taiwan,Australia akan membanjiri Kota Selatpanjang untuk turut serta memeriahkan perayaan Imlek.Imlek bagi sejumlah warga Tionghoa Selatpanjang yang berada di luar daerah maupun diluar negeri dijadikan ajang Tradisi Mudik, ini sudah berlangsung lama bahkan mereka anggap sebagai momentum penting untuk mudik ke tanah kelahiran. Rangkaian kemeriahan perayaan Imlek di kota Selatpanjang ada sedikit berbeda dengan dibandingkan daerah lain seperti Pontianak, Singkawang, Palembang, Pangkal Pinang, Medan, Binjai, Semarang dan Bagansiapiapi, dimana didaerah lain kemeriahan imlek cuma berlangsung satu atau dua,tiga hari saja yaitu hari ke 1 (pertama) dan di hari ke 15 (Cap go meh), tetapi kemeriahan imlek di Selatpanjang berlangsung selama 7 hari berturut-turut yaitu dari hari awal menjelang imlek sampai hari ke 6 ( Cue Lak ).Hal ini menjadikan Selatpanjang sebagai kota yang mempunyai rangkaian acara kemeriahan imlek terlama di seluruh Indonesia. Puncak acara Perayaan Tahun Baru Imlek di Selatpanjang berlangsung pada hari ke-6 bulan pertama Tahun Baru Imlek yang biasanya disebut Cue Lak (Bahasa Hokkian),tetapi kemeriahannya mulai terasa dihari H-7 yaitu seminggu sebelum jatuhnya perayaan Imlek.
Mengawali penyambutan tahun baru imlek di selatpanjang di pusatkan di Vihara Sejahtera Sakti, Selain mengelarkan sembahyang,yang paling unik didaerah ini adalah warga yang merayakan juga berkeliling kota pada waktu sore hari dengan mengunakan Bentor ( Becak Motor ) biasanya berlansung selama 6 hari. Sebelum puncak acara imlek biasa diawali Festival Kembang Api pada hari Ke 5, durasi kembang api biasa berlangsung cukup lama,kurang lebih (±)sampai 3 jam lamanya tanpa henti,hal itu yang membuat ketertarikan wisatawan dari dalam maupun luar negeri untuk menyaksikan,karena itu imlek secara tidak langsung menjadi ajang promosi spektakuler wisata budaya unggulan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti
Pada puncak perayaan imlek merupakan hari dimana bertepatan dilangsungkan perayaan untuk ulang tahun Dewa 清水祖師 Qing Shui Zu Shi[10].(Bahasa Mandarin)/Ching Cui Co Su (Bahasa Hokkian)(nama dewa).Pada moment ini warga Tionghoa menyakinkan bahwa sang Dewa tersebut sedang turun ke bumi dengan maksud untuk mengusir unsur unsur kejahatan dan memberikan kemakmuran dan ketentraman bagi warga kota Selatpanjang. Untuk itu diadakan penyambutan khusus dengan menggotong tandu patung Dewa dan dipawai berkeliling kota melewati beberapa kelenteng lain disertai menggelar atraksi tarian Liong (naga), dan atraksi Barongsai(singa) dan diiringi seni budaya Jawa reog ponorogo yang berasal dari Jawa Timur.Perayaan pada Cue Lak tersebut juga diiringi oleh para tetua atau orang yang terpilih dan dirasuki oleh roh para dewa yang biasa disebut Thangkie yaitu dimana raga atau tubuh orang tersebut dijadikan alat komunikasi atau perantara roh dewa tersebut, hal itu ada kesamaan di kota singkawang ( kalimantan Barat ) yang biasa dikenal Tatung.
Konon, perayaan Imlek di Selatpanjang dapat juga diartikan sebagai sebuah rezeki bagi seluruh masyarakat yang tinggal di daerah ini. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila masyarakat yang non etnis Tionghoa biasanya juga turut ikut meramaikan perayaan Imlek dengan iring-iringan reog Ponorogo (bagi masyarakat Jawa) dan atraksi-atraksi kesenian lain yang merupakan tradisi dari daerah setempat.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat lebih mempromosikan kecintaan masyarakat akan khasanah pluralitas seni dan budaya yang ada di masyarakat. Di Daerah sinilah keunikan acara perayaan Imlek, dimana berbagai macam suku bangsa dan agama dapat berbaur, sehingga kerukunan umat beragama di Meranti, terutama di Kota Selatpanjang, selalu terjaga dengan baik.Perayaan biasanya dirayakan pada bulan Januari atau Februari.
- Kelenteng Hoo Ann Kiong (Vihara Sejahtera Sakti)
- Wisata Bahari Pesisir Pantai Pulau Rangsang
- Tasik Nambus/Nambus Lake
- Tasik Air Putih/Air Putih Lake
- Tasik Putri Pepuyu/Putri Pepuyu Lake
- Pulau Legenda Dedap Durhaka/Dedap Durhaka Legend Island
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kepulauan_Meranti
Jumat, 09 November 2012
Masjid Jami' Bukti Kesatuan Negeri
Ari
Ari
BERKUNJUNG ke Kabupaten Kampar belumlah lengkap
tanpa mengunjungi Mesjid Jami'. Mesjid kebanggaan negeri serambi Mekah
Riau ini terletak di Kecamatan Air Tiris dan berdekatan dengan pasar.
Semula mesjid ini adalah sebuah mushola berukuran 6m x 8m yang digunakan
untuk kebutuhan beribadah para penjual, pembeli dan masyarakat
sekitarnya saat panggilan suci tiba.
Mesjid Lambang Kesatuan Negeri
Pesatnya perdagangan terutama beras dan membuat pasar Air Tiris yang pertama tersebut menjadi pusat perdagangan yang diperhitungkan. Musholapun tidak lagi mampu menampung jemaahnya.
Pada tahun 1901 dengan Datuk Ongku Mudo Sangkal tokoh agama setempat mengumpulkan seluruh masyarakat kenegerian Air Tiris yang terdiri dari 24 negri untuk membangun sebuah mesjid.
Setiap kenegerian membawa satu tiang yang digunakan sebagai tiang tengah mesjid. Kedua puluh empat tiang tersebut masih ditambah lagi dengan 12 tiang sumbangan dari masyarakat. Pasak bukannya paku yang digunakan memperkokoh bangunan tersebut sekaligus memberikan keunikan.
Pembangunan mesjid dikerjakan dengan gotong royong oleh masyarakat tanpa ada yang mendapatkan upah. Mesjid Jami terbukti telah menyatukan masyarakat kenegerian Air Tiris.
Menurut M. Ali selaku Kepala Desa setempat, pada jaman pendudukan Belanda, banyak usaha untuk memperlemah kesatuan masyarakat tersebut. Salah satunya adalah dengan membakar mesjid Jami yang posisinya tidak jauh dengan pos mereka. Usaha tersebut tidaklah berhasil karena mesjid masih tetap berdiri utuh.
Bentuk Mesjid dan Pelestariannya
Mesjid Jami' berbentuk bangunan panggung berwarna cokelat tua ini memiliki pintu sebanyak 3 buah yang terletak di depan dan di samping. Jumlah jendela sebanyak 12 buah yang berhiaskan ukiran. Bila diamati dengan jelas, masing-masing jendela memiliki ukiran dengan motif yang berbeda-beda. Ternyata keseluruhan ukiran dalam mesjid terdiri dari 24 macam yang mewakili seni dan kebudayaan masing-masing kenegeraian.
Bangunan tengah mesjid memiliki ketinggian 25 meter dan atap mesjid terdiri dari tiga tingkat. Masing-masing tingkat berhiaskan ukiran khas atap bangunan Melayu pada tiap sudutnya. Pada samping mesjid dapat dijumpai menara yang di bagian bawahnya terdapat kolam bak air yang di dalamnya diletakkan sebuah batu menyerupai kepala kerbau. Batu tersebut menurut cerita dapat berpindah-pindah sendiri tanpa ada yang mengangkatnya.
Mesjid Jami' pertama kali direnovasi pada tahun 1982 dengan dibantu oleh pemerintah provinsi. Salah satu yang bagian mesjid yang direnovasi adalah lantainya. Pada tahun 1982 kembali dilakukan renovasi berupa penggantian menara.
Menurut M. Ali saat ini Mesjid Jami' masuk sebagai cagar budaya di Batu Sangkar dan diharuskan untuk tidak merubah fisik mesjid termasuk ukiran-ukiran di dalamnya. Meskipun beberapa kali diusulkan merubah warna cat mesjid tersebut, tetapi sampai saat ini mesjid tersebut masih berwarna cokelat tua.
Pemeliharaan mesjid tetap dilakukan oleh masyarakat Air Tiris dibantu oleh dana yang selain diperoleh dari masyarakat juga dari kunjungan-kunjungan jemaah baik dari nusantara maupun luar negeri.
Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk memelihara warisan nenek moyang kita. Tidak perlu menunggu bantuan dari pemerintah, sudah selayaknyalah kita juga harus memperhatikannya. Mesjid Jami' inilah sebagai contoh pemersatu masyarakat dan masyarakat yang bersatu memeliharanya. (ari)
Mesjid Lambang Kesatuan Negeri
Pesatnya perdagangan terutama beras dan membuat pasar Air Tiris yang pertama tersebut menjadi pusat perdagangan yang diperhitungkan. Musholapun tidak lagi mampu menampung jemaahnya.
Pada tahun 1901 dengan Datuk Ongku Mudo Sangkal tokoh agama setempat mengumpulkan seluruh masyarakat kenegerian Air Tiris yang terdiri dari 24 negri untuk membangun sebuah mesjid.
Setiap kenegerian membawa satu tiang yang digunakan sebagai tiang tengah mesjid. Kedua puluh empat tiang tersebut masih ditambah lagi dengan 12 tiang sumbangan dari masyarakat. Pasak bukannya paku yang digunakan memperkokoh bangunan tersebut sekaligus memberikan keunikan.
Pembangunan mesjid dikerjakan dengan gotong royong oleh masyarakat tanpa ada yang mendapatkan upah. Mesjid Jami terbukti telah menyatukan masyarakat kenegerian Air Tiris.
Menurut M. Ali selaku Kepala Desa setempat, pada jaman pendudukan Belanda, banyak usaha untuk memperlemah kesatuan masyarakat tersebut. Salah satunya adalah dengan membakar mesjid Jami yang posisinya tidak jauh dengan pos mereka. Usaha tersebut tidaklah berhasil karena mesjid masih tetap berdiri utuh.
Bentuk Mesjid dan Pelestariannya
Mesjid Jami' berbentuk bangunan panggung berwarna cokelat tua ini memiliki pintu sebanyak 3 buah yang terletak di depan dan di samping. Jumlah jendela sebanyak 12 buah yang berhiaskan ukiran. Bila diamati dengan jelas, masing-masing jendela memiliki ukiran dengan motif yang berbeda-beda. Ternyata keseluruhan ukiran dalam mesjid terdiri dari 24 macam yang mewakili seni dan kebudayaan masing-masing kenegeraian.
Bangunan tengah mesjid memiliki ketinggian 25 meter dan atap mesjid terdiri dari tiga tingkat. Masing-masing tingkat berhiaskan ukiran khas atap bangunan Melayu pada tiap sudutnya. Pada samping mesjid dapat dijumpai menara yang di bagian bawahnya terdapat kolam bak air yang di dalamnya diletakkan sebuah batu menyerupai kepala kerbau. Batu tersebut menurut cerita dapat berpindah-pindah sendiri tanpa ada yang mengangkatnya.
Mesjid Jami' pertama kali direnovasi pada tahun 1982 dengan dibantu oleh pemerintah provinsi. Salah satu yang bagian mesjid yang direnovasi adalah lantainya. Pada tahun 1982 kembali dilakukan renovasi berupa penggantian menara.
Menurut M. Ali saat ini Mesjid Jami' masuk sebagai cagar budaya di Batu Sangkar dan diharuskan untuk tidak merubah fisik mesjid termasuk ukiran-ukiran di dalamnya. Meskipun beberapa kali diusulkan merubah warna cat mesjid tersebut, tetapi sampai saat ini mesjid tersebut masih berwarna cokelat tua.
Pemeliharaan mesjid tetap dilakukan oleh masyarakat Air Tiris dibantu oleh dana yang selain diperoleh dari masyarakat juga dari kunjungan-kunjungan jemaah baik dari nusantara maupun luar negeri.
Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk memelihara warisan nenek moyang kita. Tidak perlu menunggu bantuan dari pemerintah, sudah selayaknyalah kita juga harus memperhatikannya. Mesjid Jami' inilah sebagai contoh pemersatu masyarakat dan masyarakat yang bersatu memeliharanya. (ari)
Langganan:
Postingan (Atom)
SYAIR RINTIHAN RAJA MELAYU
Syair Rintihan Raja Melayu Assalamualaikum pemula bicara, Kepada semua isi negara, Hamba rakyat raja di pura, Moga selamat aman sejahtera...
-
PROSESI ADAT PERKAWINAN MELAYU RIAU (THE RIAU MALAY WEDDING PROCCES) Setelah melalui proses yang cukup panjang , dimulai ...
-
Selatpanjang pertama kali ditemukan oleh seorang pengembara perempuan yang bernama Cik Saedah . Sebelum menjadi selatpanjang, perta...
-
Ragam Motif Melayu (Ukiran/Tenunan) Sebagaimana daerah lainnya, Melayu juga terkenal dengan ragam motif (berbagai corak, ragi, hias,...