Bahasa Melayu Riau to Bahasa Resmi PBB
Baru saja saya membaca sebuah berita di RiauTerkini.Com yang mengabarkan bahwa "Pemprov Riau Usulkan Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Resmi PBB" Ini sebuah kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Melayu Riau ketika Bahasa Melayu Riau
diajukan untuk bahasa resmi ke tujuh(7) di Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB). Hal ini diajukan kembali Melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(Disbudpar) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. Saat ini, badan dunia
itu telah memiliki enam bahasa resmi, yakni Inggris, Prancis, Spanyol,
Rusia, China dan Arab.
Tien Marni, Kepala Bidang Nilai Budaya, Bahasa dan Seni Disbudpar Riau menyebutkan sebenarnya usulan tersebut merupakan rekomendasi konvensi Bahasa di perhelatan Festival Budaya Melayu se Dunia di Pekanbaru, tiga tahun lalu (2007). Untuk mencapai niat itu persiapan telah dilakukan secara matang. Salah satunya dengan membentuk tim khusus yang akan menindaklanjuti dan meneliti mengapa usulan tersebut menjadi terhenti selama tiga tahun lebih. (Semoga saja ini tidak sekedar hangat-hangat taik ayam)
Dalam hal ini Bahasa Melayu Riau yang diajukan sebagai bahasa pengantar di PBB ini tidak menyebutkan spesifik bahasa Melayu Riau (Bahasa Indonesia). Tetapi dalam Festival Budaya Melayu yang digelar di Bandar Seni Raja Ali Haji Pekanbaru, semua utusan dari negara-negara jiran seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam tidak keberatan jika kelak PBB menggunakan Bahasa Melayu Riau sebagai bahasa resmi PBB.
Karena Bahasa Melayu yang digunakan di Indonesia sangat mirip dengan Bahasa Melayu yang digunakan masyarakat Melaysia, Singapura, Brunei dan negara lainnya. Untuk mempersiapkan Bahasa Melayu Riau dijadikan bahasa pengantar di PBB, Pemprov Riau telah membuat beberapa arsip kebudayaan dan bahasa seperti membuat Etimologi Melayu, Ensklopedi Bahasa Melayu, Atlas Bahasa Melayu, Kamus Bahasa Melayu, Ekpedisi Kebudayaan Empat Sungai di Riau.
Khusus untuk ekspedisi budaya, dua di antaranya sudah dirampungkan. Tujuan dari ekspedisi ini tidak lain untuk melihat asal usul kebudayaan Melayu. Dari hasil itu nanti diketahui posisi Melayu Riau di mana, baik di masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Dan dari hasil ekpedisi itu nanti memperkuat bahasa Bahasa Melayu yang akan dipakai di PBB itu adalah Melayu Riau.
Usulan menjadikan Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi PBB dianggap sudah layak mengingat saat ini terdapat 400 juta lebih bangsa di dunia yang menggunakan bahasa ini. Dari negara serantau (ASEAN) hingga ke Madagaskar. Dari bangsa-bangsa yang menggunakan Bahasa Melayu ini yang paling banyak adalah Indonesia
Saya berharap ini tidak hanya sampai disitu, karena untuk melestarikan Benda Cagar Budaya saja supaya bentuk aslinya tetap terjaga mereka tidak bisa, studi kasus Musnahnya Masjid Raya Pekanbaru.
Tien Marni, Kepala Bidang Nilai Budaya, Bahasa dan Seni Disbudpar Riau menyebutkan sebenarnya usulan tersebut merupakan rekomendasi konvensi Bahasa di perhelatan Festival Budaya Melayu se Dunia di Pekanbaru, tiga tahun lalu (2007). Untuk mencapai niat itu persiapan telah dilakukan secara matang. Salah satunya dengan membentuk tim khusus yang akan menindaklanjuti dan meneliti mengapa usulan tersebut menjadi terhenti selama tiga tahun lebih. (Semoga saja ini tidak sekedar hangat-hangat taik ayam)
Dalam hal ini Bahasa Melayu Riau yang diajukan sebagai bahasa pengantar di PBB ini tidak menyebutkan spesifik bahasa Melayu Riau (Bahasa Indonesia). Tetapi dalam Festival Budaya Melayu yang digelar di Bandar Seni Raja Ali Haji Pekanbaru, semua utusan dari negara-negara jiran seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam tidak keberatan jika kelak PBB menggunakan Bahasa Melayu Riau sebagai bahasa resmi PBB.
Karena Bahasa Melayu yang digunakan di Indonesia sangat mirip dengan Bahasa Melayu yang digunakan masyarakat Melaysia, Singapura, Brunei dan negara lainnya. Untuk mempersiapkan Bahasa Melayu Riau dijadikan bahasa pengantar di PBB, Pemprov Riau telah membuat beberapa arsip kebudayaan dan bahasa seperti membuat Etimologi Melayu, Ensklopedi Bahasa Melayu, Atlas Bahasa Melayu, Kamus Bahasa Melayu, Ekpedisi Kebudayaan Empat Sungai di Riau.
Khusus untuk ekspedisi budaya, dua di antaranya sudah dirampungkan. Tujuan dari ekspedisi ini tidak lain untuk melihat asal usul kebudayaan Melayu. Dari hasil itu nanti diketahui posisi Melayu Riau di mana, baik di masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Dan dari hasil ekpedisi itu nanti memperkuat bahasa Bahasa Melayu yang akan dipakai di PBB itu adalah Melayu Riau.
Usulan menjadikan Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi PBB dianggap sudah layak mengingat saat ini terdapat 400 juta lebih bangsa di dunia yang menggunakan bahasa ini. Dari negara serantau (ASEAN) hingga ke Madagaskar. Dari bangsa-bangsa yang menggunakan Bahasa Melayu ini yang paling banyak adalah Indonesia
Saya berharap ini tidak hanya sampai disitu, karena untuk melestarikan Benda Cagar Budaya saja supaya bentuk aslinya tetap terjaga mereka tidak bisa, studi kasus Musnahnya Masjid Raya Pekanbaru.